GERBANGDESA.COM LOMBOK TIMUR – Salah satu tradisi unik yang dimiliki warga Desa Jantuk, Kecamatan Sukamulia, Lombok Timur, ketika Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah adalah berkuda di jalanan keliling kampung.
Tradisi merayakan hari kemenangan dengan menunggang kuda beramai-ramai, merupakan tradisi yang sudah berlangsung bertahun-tahun bahkan sampai saat ini masih diterapkan secara turun temurun.
Muhammad Fauzan Zain selaku Kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Jantuk menceritakan, tradisi berkuda dilaksanakan setelah salat ied dan bersalam-salaman.
“Kami belum lahir tradisi ini sudah ada, budaya ini diwariskan sampai ke anak cucu kami,” ujarnya disela-sela memantau parade berkuda, dikutip dari tribunlombok.com Jumat 12 April 2024.
Tradisi berkuda sebelumnya diadakan setelah salat ied berjamaah, namun pemerintah desa Jantuk telah merubah jaddwal tersebut, parade atau pawai dilaksanakan pada 1 Syawal) dan dilanjutkan keesokan harinya (2 Syawal) berkuda yang melibatkan ratusan kuda, dimulai pukul 03.00 hingga pukul 07.00 Wita.
“Kalau menurut bahasa kami naik kuda itu menyebutnya dengan Tiyu,” sebut Fauzan.
Adapun rute-rute yang akan dilalui saat berkuda mulai di jalur utama jalanan pedesaan di mulai dari timur ke barat, disaksikan oleh ribuan warga yang sudah mulai memadati pinggir jalan pedesaan.
“Itu lah yang buat masyarakat mudik ke sini, rindu suasana seperti ini (tradisi berkuda),” tambah pria yang pernah menjabat Kepala Desa Jantuk tahun 1988 ini.
Dia mengingatkan, penunggang kuda ini tergolong memiliki resiko tinggi. Sebab selama bertahun-tahun para penunggang kuda ini tidak dibekali Alat Pelindung Diri (APD) atau keamanaan standar dalam berkuda, bahkan ada para penunggang kuda sampai meninggal dunia.