Kamis, September 19, 2024

Fenomena El Nino Sebabkan Kemarau Ekstrim di Beberapa Daerah Indonesia

Date:

Share post:

JAKARTA, gerbangdesa.com – Fenomena iklim yang menyebabkan penurunan curah hujan El Nino diperkirakan akan terjadi hingga akhir tahun dengan maksimal September hingga Agustus. “El Nino akan berlangsung hingga akhir tahun. Namun dampaknya akan berkurang saat musim hujan tiba. Hal ini karena sudah mulai turun hujan pada November,” kata Fachri Radjab, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dalam keterangannya.

Saat ini, 63 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau dan terkena dampak El Nino. “BMKG membuat zona musiman atau ZOM, kami membagi ZOM di Indonesia menjadi 699. Saat ini 63 persen dari 699 telah memasuki masa kering,” kata Fachri.

Artinya, yang terkena dampak langsung El Nino sekitar 63 persen dari luas musim lalu, tambahnya.

El Nino adalah fenomena atmosfer yang disebabkan oleh peningkatan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian timur. Kenaikan suhu ini mengurangi jumlah udara lembab yang masuk ke wilayah Indonesia.

BACA JUGA:  Santri Pondok Pesantren Lapas Sampit Latihan Hadrah

Dengan demikian, udara yang masuk ke Indonesia relatif kering dan mengalami beberapa perubahan seperti berkurangnya curah hujan, berkurangnya tutupan awan dan suhu yang lebih tinggi. “Di Indonesia, dampak yang paling terasa adalah berkurangnya curah hujan. Saat kita musim kemarau, ditambah El Nino, sehingga daerah kita mengering,” ujar Fachri.

Beberapa daerah yang akan terdampak berat sebagian besar Sumatera, seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung. Seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kelaba Selatan, Kelaba Tengah, dan Kelaba Tenggara diperkirakan memiliki curah hujan terendah dan berpotensi mengalami musim kemarau ekstrim.

BACA JUGA:  Petani Padi di 3 Kecamatan Ini Panen Serentak 4.650 Hektar

Selain wilayah tersebut, prakiraan curah hujan bulanan BMKG menunjukkan sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan bulanan kategori rendah, bahkan ada yang tidak turun hujan hingga Oktober. “Jadi kita harus tetap waspada terhadap potensi kekeringan,” kata Fachri.

Sektor yang paling terkena dampak fenomena El Nino adalah sektor pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang sangat bergantung pada air. Curah hujan yang rendah niscaya akan mengakibatkan lahan pertanian menjadi kering dan dikhawatirkan menyebabkan gagal panen.

BMKG juga mendorong pemerintah daerah, terutama di daerah yang diperkirakan akan terkena dampak parah, untuk mengambil tindakan mitigasi dan kesiapsiagaan sesegera mungkin. Misalnya melakukan gerakan memanen air hujan, mengaktifkan gerakan hemat air dan menyiapkan cadangan air untuk puncak musim kemarau. (*/ary)

sumber : cnnindonesia.com

Artikel Lainnya

Berikut Rangkuman Dampak Buruk Akibat Keseringan Begadang

JAKARTA, gerbangdesa.com - Terlalu sering begadang membuat seseorang terjaga. Jika Anda melakukannya sesekali tidak apa-apa. Namun jika terlalu...

Ini Permintaan Warga Papua Jika Ganjar Terpilih Jadi Presiden

GERBANGDESA.COM, JAKARTA – Dukungan terhadap Ganjar Pranowo tampaknya semakin mengalir deras. Baru-baru ini Rakyat Papua Barat yang tergabung...

Versi KPU: Perolehan Suara Ganjar-Mahfud Naik

GERBANGDESA.COM JAKARTA – Update hasil hitung suara versi KPU pada Kamis, 15 Februari 2024 siang WIB. Sudah sejak kemarin...

Ternyata Ini Masalahnya Harga Pangan Naik Jelang Ramadan dan Lebaran

JAKARTA, gerbangdesa.com – Keluhan masyarakat ketika menjelang Ramadan maupun Lebaran harga pangan mengalami penaikan. Dalam hal ini, Menteri...
error: Content is protected !!