GERBANGDESA.COM SAMPIT – Sejak terjadinya sengketa lahan di perkebunan kelapa sawit wilayah Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), sekitar awal September 2023, Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (Batamad) kabupaten sempat menjadi salah satu pasukan keamanan atas instruksi Dewan Adat Dayak (DAD) Kotim.
Kini, pasukan pertahanan keamanan di bawah komando Kepala Batamad Kotim Fitriansyah telah ditarik kembali ke markas, guna menghindari kemungkinan terjadi di kemudian hari, salah satunya supaya tidak dianggap berpihak kepada salah satu pihak yang bersengkata.
“Kami sudah lama menarik diri (pasukan), seandainya masih ada anggota Batamad Kotim yang memakai atribut Batamad dan masih terlibat di lahan tersebut, mereka adalah oknum di luar tanggung jawab saya selaku Kepala Batamad Kotim,” ucap Fitriansyah melalui rilis yang diterima redaksi media siber gerbang desa, Selasa 2 April 2024.
Penarikan pasukan Batamad di wilayah terjadinya sengketa lahan perkebunan kelapa sawit sudah lama dilakukan, menurutnya, bukan berarti pihaknya tidak pernah melakukan pengamanan. Justru dikhawatirkan ada oknum yang mengatasnamakan Batamad demi kepentingan pribadi.
“Pada intinya, kami bukan tidak mau membantu dalam permasalahan tersebut, karena pada awal sengketa Batamad Kotim sudah beberapa kali hadir ke lahan sengketa sebagai keamanan atas instruksi DAD Kotim,” tegas Fitri Sejati panggilan akrabnya.
Meskipun sudah dilakukan penarikan pasukan, namun pada tanggal 27 Maret 2024 Kepala Batamad Provinsi Kalimantan Tengah diduga telah mengeluarkan surat tugas yang ditujukan kepada Kepala Batamad Kotim dan anggotanya, untuk ikut kembali dalam keamanan sengketa lahan di Desa Pelantaran.
“Terkait surat tugas yang dikeluarkan oleh Batamad Provinsi Kalteng tanggal 27 Maret 2024 yang di dalam surat tugas tersebut tercantum nama saya, Fitriansyah-Ajung dan beberapa anggota Batamad Kotim, dengan tegas saya menolak dan saya menyatakan tidak benar,” pungkasnya. (fin/fin)