GERBANGDESA.COM SAMPIT – Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (Batamad) Provinsi Kalimantan Tengah diduga telah mengeluarkan surat tugas yang ditujukan kepada Kepala Batamad Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Fitriansyah. Namun, surat tugas yang dikeluarkan pada tanggal 27 Maret 2024 telah dibantah karena dianggap tidak benar.
Surat tugas itu isinya tentang Batamad Kotim beserta anggota ikut terlibat dalam pengamanan sengketa lahan antara Hok kim (Acen) dengan Alpin Lawrence di Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), yang sampai saat ini belum ada titik terang perdamaian.
“Terkait surat tugas dikeluarkan oleh Batamad Provinsi Kalteng tanggal 27 Maret 2024 yang di dalam surat tugas tersebut tercantum nama saya, Fitriansyah-Ajung dan beberapa anggota Batamad Kotim, dengan tegas saya menolak dan saya menyatakan tidak benar,” ucap Kepala Batamad Kotim Fitriansyah melalui rilis yang diterima redaksi media siber gerbang desa, Selasa 2 April 2024.
Menurut Fitriansyah, dirinya sebagai pimpinan Batamad di Bumi Habaring Hurung sebelumnya dan sampai saat ini tidak pernah mendapatkan informasi dan koordinasi dari pihak Batamad Provinsi Kalteng, akan surat tugas tersebut.
“Dalam surat tugas itu, saya dan beberapa anggota saya ditugaskan dalam sengketa lahan Hok kim vs Alpin Lawrence di Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu tersebut. Sepengetahuan kami itu tidak ada informasi maupun koordinasi dari pihak Batamad provinsi,” ujar Fitri Sejati panggilan akrapnya.
Selain itu, lanjutnya, kepala Batamad Kecamatan Cempaga Hulu Lamsyah juga telah menyurati Batamad dan DAD Kotim bahwa mereka juga tidak mau terlibat dengan sengketa lahan tersebut.
“Nama Lamsyah sebagai Kepala Batamad Cempaga Hulu dan beberapa anggotanya juga ada tercantum di surat tugas tersebut, mereka juga menolak karena surat tugas dikeluarkan Batamad Kalteng tidak ada koordinasi,” tegas Fitri Sejati.
Meskipun pihak Batamad Kotim membantah atas adanya penugasan tersebut, akan tetapi, tambah Fitri, pada intinya pihaknya bukan tidak mau membantu dalam permasalahan tersebut, karena pada awal sengketa Batamad Kotim sudah beberapa kali hadir ke lahan sengketa sebagai keamanan atas instruksi DAD Kotim.
Namun, kata Fitri, Batamad Kotim telah lama menarik pasukan dari pengamanan tersebut supaya tidak dianggap berpihak kepada salah satu pihak yang bersengkata.
“Kami sudah lama menarik diri, seandai masih ada anggota Batamad Kotim yang memakai atribut Batamad dan masih terlibat di lahan tersebut, mereka adalah oknum di luar tanggung jawab saya selaku Kepala Batamad Kotim,” tegas Fitri Sejati. (fin/fin)