GERBANGDESA.COM SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), sejak 2022 telah menyerahkan bantuan berupa alat berat jenis Ekskavator. Salah satunya yang telah mendapatkan bantuan tersebut adalah Kecamatan Pulau Hanaut.
Ekskavator itu diserahkan kepada Balai Penyuluh Pertanian (BPP) kecamatan untuk dikelola dengan baik dan diharapkan bisa membantu pembangunan di wilayah kecamatan setempat. Kini, bantuan tersebut tidak bisa difungsikan alias tidur lelap.
Kepala BPP Pulau Hanaut Mulyadi mengatakan, ekskavator masih bisa dioperasionalkan dengan baik tapi hampir tidak ada yang mau menyewa alat berat tersebut dikarenakan biaya mobilisasi terlalu besar.
“Kendalanya hanya biaya mobilisasi cukup mahal sehingga masyarakat terutama kelompok tani tidak banyak memanfaatkan alat berat tersebut,” ucapnya pada saat bimbingan teknik pemanfaatan lahan kosong di Desa Rawa Sari, Rabu.
Kecamatan Pulau Hanaut terdapat 14 desa, sedangkan desa yang terdekat hanya bapinang hulu, hanaut, bamadu dan penyaguan. Sedangkan desa lainnya jaraknya cukup jauh. Hal ini menjadi alasan biaya mobilisasi Ekskavator sangat tinggi.
“Saya contohkan, dari desa bapinang hulu ke desa rawa sari biaya mobilisasi sekitar Rp12 juta, jika PP menjadi Rp24 juta, belum termasuk biaya operator dan lainnya, inilah kendalanya,” ujar Mulyadi dihadapan peserta kegiatan yang dipusatkan di balai pertemuan desa rawa sari.
Lantaran biaya mobilisasi mahal, lanjutnya, hal itulah mengapa Ekskavator yang sudah ada sejak 2022 itu tidur lelap di kantor BPP Kecamatan Pulau Hanaut.
“Inilah alasannya mengapa alat berat bantuan dari Pemkab Kotim tidur lelap karena memang yang mau menyewa harus mengeluarkan biaya ekstra sangat tinggi,” pungkasnya. (fin/fin)