GERBANGDESA.COM SAMPIT – Kelembagaan Adat Dayak Kecamatan Mentaya Hilir Utara (MHU), Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), kembali menunjukan kepeduliannya terhadap masyarakat yang mengalami musibah banjir.
Kali ini, lembaga adat dayak bersama PT Menteng Jaya Sawit Persada (MJSP) Bagendang secara swadaya, membantu dengan cara menurunkan dua alat berat untuk mengeruk sungai kecil tersumbat, agar supaya air bisa mengalir lancar ke sungai besar.
Damang Kepala Adat MHU H Rusli mengatakan, sudah lebih sepekan ini air pasca hujan deras dan air pasang di sungai Sampit belum juga surut, sehingga mengganggu aktivitas warga desa.
“Kami dari kelembagaan adat turut prihatin atas musibah yang dialami penduduk karena telah diterjang banjir selama tujuh hari ini.
Mungkin disebabkan salah satunya aliran air di sungai kecil tersumbat karena pendangkalan atau adanya sampah, untuk itu kami bantu sewakan alat berat,” ucap Damang Kepala Adat MHU H Rusli kepada wartawan media siber gerbang desa via telepon, Minggu 5 Mei 2024.
Rusli menegaskan, bentuk kepedulian yang dilakukan kelembagaan adat dayak MHU bukan untuk pencitraan. Melainkan sebagai salah satu wujud saling tolong menolong kepada sesama yang mengalami musibah seperti banjir besar di Desa Bagendang Tengah ini.
Secara geografis, penduduk Desa Bagendang Tengah sebagian berada di pinggir sungai Sampit, sehingga ketika intensitas hujan tinggi disertai air sungai pasang, air akan meluap.
Pada awal Mei 2024, dinyatakan bahwa banjir yang menerjang di desa yang dikenal dengan slogan Rambania Manis lebih parah, jika dibandingkan tahun 2020. (fin/fin)