GERBANGDESA.COM BOYOLALI – Sejumlah Warga Desa Watugede, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kembali menuntut agar kepala desanya segera mengundurkan diri.
Tuntutan itu setelah warga desa melakukan aksi penggerebekan kepada kepala desa Sriyanto dengan seorang yang diduga telah berstatus janda dirumah kediaman perempuan tersebut.
“Masyarakat meminta Pak Lurah (Kades,Red) untuk mengundurkan diri,” ujar Koordinator aksi, Adit Sriyanto alias Ifan saat dihubungi Kamis malam.
Ifan menegaskan, warga tetap meminta Kades Watugede untuk mundur.
Aksi kedua ini melibatkan perwakilan dari setiap RT di desa.
Sebelumnya Sriyanto telah meminta maaf secara terbuka di hadapan warga.
Namun, warga menilai permintaan maaf saja tidak cukup.
Mereka menganggap tindakan sang kades telah mencederai adat istiadat masyarakat setempat.
“Kami masih menunggu keputusan Bupati Boyolali terkait sanksi untuk Kades Sriyanto. Harapannya, keputusan tersebut sesuai dengan permintaan warga,” tambah Ifan.
Sementara itu, Plh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Boyolali, Purwanto membenarkan adanya laporan terkait kasus ini.
Ia menegaskan bahwa proses pemeriksaan masih menunggu disposisi dari Bupati Boyolali.
“Kalau disposisi sudah turun, nanti akan diperiksa, kemungkinan oleh Inspektorat atau bekerja sama dengan Dispermasdes,” katanya.
Kronologi Penggerebekan Kades Watugede
Kasus ini bermula pada Jumat (6/12/2024) malam, ketika warga menggerebek Kades Sriyanto di rumah seorang perempuan. Penggerebekan dilakukan setelah warga memantau aktivitas Sriyanto yang dianggap mencurigakan.
Warga melaporkan bahwa sepeda motor Sriyanto ditemukan di area gelap dekat rumah perempuan tersebut. Setelah dua jam menunggu, warga akhirnya memergoki Sriyanto keluar dari rumah bersama perempuan tersebut.
Saat diinterogasi, Sriyanto mengaku telah menikah siri dengan perempuan itu. Namun, warga mempertanyakan legalitas pernikahan tersebut karena tidak ada saksi dari masyarakat, dan istri sah Sriyanto juga tidak memberikan restu.
“Warga tetap menganggap ini sebagai perzinahan karena prosesnya tidak sesuai dengan aturan agama maupun adat,” ujar salah seorang warga.
Warga Menolak Kembali Kepercayaan
Meski Sriyanto telah meminta maaf, warga tetap bersikukuh pada tuntutan mereka agar sang kades mundur dari jabatannya. Mereka juga meminta Sriyanto hadir di setiap pertemuan RT untuk menyampaikan penjelasan langsung.
“Saat ini, masyarakat masih menunggu keputusan dari bupati dan berharap keadilan ditegakkan,” tutup Ifan.
Sumber : harianjogja.com