JAKARTA, gerbangdesa.com – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo mengatakan, kenaikan harga telur dan daging ayam belakangan ini merupakan proses untuk membentuk keseimbangan baru.
“Jadi kenaikan harga saat ini di lapangan membentuk keseimbangan baru dimana harga telur dan ayam di boiler tidak terlepas dari cost structure yang membentuk harga di bawahnya,” kata Arief dalam keterangan tertulis, Jumat (21/7).
Ia menambahkan, Bapanas telah mengeluarkan peraturan yang mengatur kenaikan harga referensi melalui Badan No. 5 Tahun 2022 tentang acuan harga beli di tingkat produsen dan konsumen produk pokok jagung, telur ayam, dan daging ayam ras. Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengatasi disparitas harga produksi dan harga jual ayam di pasaran.
Menurut dia, banyak peternak ayam yang merugi pada Januari lalu karena biaya produksi tidak sesuai dengan harga jual. Karena itu, kata Arief, permasalahan harus diselesaikan satu per satu. “Jangan sampai harga di atas kertas murah, tapi peternak bangkrut, malah tidak ada telur di masyarakat. Tentu kita tidak ingin produsen ini berhenti berproduksi,” ujarnya.
Arief menjelaskan, kenaikan harga tersebut karena harga ayam umur sehari (DOC) atau ayam berumur kurang dari 10 hari naik dari Rp5.000 menjadi Rp8.000 per ekor. Kemudian harga jagung juga naik dari Rp 3.150 per kg menjadi lebih dari Rp 6.000 per kg.
“Oleh karena itu tugas kita bersama menjaga harga wajar di tiga lini, yakni di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen sesuai arahan Bapak Presiden,” kata Arief.
Dikatakannya, peternak boiler dan peternak ayam petelur saat ini perlu didukung untuk mendapatkan harga yang baik. Selain menerbitkan regulasi terkait harga referensi, Bapanas juga mendorong stabilitas pasokan dengan memfasilitasi penyaluran pangan (FDP) pakan jagung dari daerah surplus di wilayah Sumbawa dan Dompu Nusa Tenggara Barat ke sentra peternakan di Blitar dan Kendal.
“Dengan intervensi pemerintah yang menekan harga distribusi pakan jagung, maka dapat menurunkan harga telur dan daging ayam di tingkat hilir. (*/ary)
sumber : cnnindonesia.com