GERBANGDESA.COM BANYUMAS – Limbah budidaya ikan di Desa Banjaranyar, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dianggap tidak bermanfaat. Berbeda dengan para petani di desa setempat, justru limbah tersebut bisa dijadikan pupuk alami.
Sejak adanya inovasi itu, para petani yang tergabung dalam kelompok tani (Poktan) Karangnangka selama kurang lebih empat tahun ini, sudah tidak tergantung lagi dengan pupuk kimia hasil pabrikan.
Hal itu dibenarkan Ketua Poktan Karangnangka Purboyo. Menurutnya, para petani di desanya itu sudah membuat pupuk padat organik secara mandiri dengan memanfaatkan limbah budidaya ikan terutama lele.
“Kebetulan di awal, kami membuat pupuk alami dari bahan kotoran hewan yang ada di sekitar kita. Selanjutnya untuk sekarang kami mempergunakan air limbah budidaya lele di sekitar rumah untuk pupuk cairnya,” ucapnya dikutip dari suarmerdeka.com, Kamis 6 Juni 2024.
Selain pupuk alami, lanjut Purboyo, petani di desanya itu juga secara otodidak telah memproduksi berbagai formula untuk nutrisi, penggembur dan pengembali pH tanah, hingga pestisida alami.
Dengan mengikuti bimbingan dari penyuluh pertanian lapangan dan dinas terkait, petani juga melaksanakan sistem tanam jajar legowo (jarwo).
“Alhamdulillah, masih bisa panen dengan kualitas baik dan tanaman padi tidak terserang hama weren. Ini berkat bimbingan dan arahan dari petugas dinas terkait. Kami bersyukur karena kami sudah terbilang terbebas dari ketergantungan pupuk pabrikan,” ujarnya dengan nada bangga.
Sementara itu, salah seorang petani Riyanto menambahkan, dari hasil pertanian dengan metode alami ini, para petani bisa menjual padi ataupun beras dengan harga lebih mahal dari gabah.
“Harga beras biasanya kami jual mulai daari Rp18 ribu sampai dengan Rp25 ribu per kilogram. Akan tetapi, tidak semua beras kami juga jual ada juga untuk dikonsumsi sendiri,” katanya. (*)