GERBANGDESA/COM SAMPIT – Pagi itu, suasana di area brandgang Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sampit, Kanwil Kemenkumham Kalteng terasa berbeda.
Di balik gemericik air kolam bioflok yang jernih, tampak Johansyah, salah satu pegawai Lapas Sampit, dengan hati-hati menaburkan pakan ke kolam ikan.
Ikan-ikan segera bergerak cepat ke permukaan, memecah tenangnya air yang biasa dihiasi gerakan tenang mereka. Meski pemberian pakan rutin ini umumnya dilakukan oleh Warga Binaan, atau yang dikenal sebagai tamping, hari ini Johansyah ikut terlibat.
“Perawatan kolam bioflok ini sering kami lakukan bersama-sama, baik itu tamping, petugas Subsi Kegiatan Kerja, maupun petugas lain. Kegiatan ini membuat kami lebih kompak dan saling mendukung dalam pembinaan,” tutur Johansyah sambil menaburkan pakan, senyum kecil menghiasi wajahnya ketika melihat ikan-ikan berebut di permukaan air.
Tamping dari Subsi Kegiatan Kerja biasanya bertugas memelihara dan merawat ikan-ikan di kolam bioflok ini. Kolam yang dibangun oleh Lapas Sampit merupakan bagian dari program Pembinaan Kemandirian bagi warga binaan.
Setiap hari, tamping memikul tanggung jawab besar serta memastikan ikan-ikan sehat, kolam terawat, dan pembinaan terus berjalan.
Bagi mereka, ini bukan sekadar pekerjaan, melainkan bagian dari upaya besar merajut masa depan yang lebih baik.
Namun, pagi ini tampaknya ada yang berbeda. Johansyah, dengan penuh perhatian dan ketelatenan, menaburkan pakan sambil memperhatikan setiap gerak ikan.
Seolah ada pesan yang tersampaikan di balik tatapannyabahwa pembinaan di Lapas Sampit bukan hanya tentang Warga Binaan, tapi juga kolaborasi semua pihak yang terlibat.
Bagi sebagian orang, mungkin kegiatan memberi makan ikan terlihat sederhana. Tetapi di balik rutinitas ini, terselip harapan.
Harapan agar para Warga Binaan tidak hanya mendapatkan pembinaan, tetapi juga pelajaran hidup tentang tanggung jawab, kerja keras, dan semangat pantang menyerah. (hms/fin)