GERBANGDESA.COM SIDOARJO – Desa Balanggabus, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, memiliki budidaya lele cukup besar. Bahkan sekali panen mampu mencapai 2 kwintal.
Hal inilah menjadi daya tarik tersendiri bagi desa tersebut. Sebab, masyarakatnya memanfaatkan pembudidayaan lele untuk dijadikan sebagai abon yang tentunya memiliki rasa dan ciri khas tersendiri.
Dikutip dari beritajatim.com. Ketua RW 04 dan juga penanggungjawab budidaya lele Sunardi mengatakan, saat sekali panen bisa memanen hingga 2 kwintal dan pembeli bukan hanya dari Sidoarjo tetapi juga dari wilayah luar kabupaten.
Salah satu tim pemuda bidang usaha divisi ekonomi Desa Balonggabus Dika menuturkan, turut mendukung inovasi olahan abon dari ikan lele, apalagi hal ini bisa menjadi kegiatan sampingan terutama bagi lansia yang pensiun dan juga membuka usaha baru untuk masyarakat pelaku UMKM di Desa Balonggabus.
“Yang artinya ide usaha tersebut disambut baik oleh masyarakat setempat,” ujarnya.
Selain itu, Dika juga menyampaikan keinginannya untuk meneruskan ide usaha abon lele.
Dia mengharapkan olahan ikan lele dapat lebih bervariasi ke depannya.
Sementara itu, kelompok mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang sedang melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Balonggabus mengharapkan dapat meningkatkan potensi dan nilai tambah sumber daya pangan dan meningkatkan minat usaha kepemudaan di Desa Balonggabus.
Mahasiswa-mahasiswi tersebut bekerjasama dengan kelompok masyarakat dan pemuda desa setempat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan inovasi pengembangan olahan ikan lele menjadi abon lele.
Selain itu, abon lele mempunyai daya tarik rasa yang tak kalah lezatnya dengan abon sapi maupun abon ayam.
Untuk membuat abon lele, cukup menggunakan bagian dagingnya saja, sementara bagian kepala dan tulangnya dipisahkan. Dalam proses pembuatan abon lele hingga kering membutuhkan waktu setidaknya 3-5 jam penggorengan.
Dengan proses penggorengan lama akan membuat abon lele lebih terasa gurih rempahnya, serta dapat menjadikan umur simpan lebih tahan lama. (*)