JAKARTA, gerbangdesa.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Teguh Setyabudi menyampaikan format butir data kependudukan yang diduga bocor dan tersebar di media sosial berbeda dengan butir data di “Database” Dukcapil Kemendagri.
“Yang dapat kami informasikan, data yang ada di Breachforum dilihat dari format elemen datanya tidak sama dengan yang ada di database kependudukan saat ini di Dirjen Dukcapil ”, kata Teguh kepada wartawan . Jakarta, Senin (17/7)
Saat ini, lanjut Teguh, pihaknya bersama stakeholder terkait seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sedang melakukan dua agenda, yakni audit riset dan mitigasi preventif.
Menurutnya, Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, BSSN, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melaksanakan dua kegiatan tersebut sejak Minggu (16/7). “Dua kegiatan ini sudah berlangsung sejak kemarin dan masih diproses cepat,” kata Teguh.
Ia juga berterima kasih kepada masyarakat karena cepat melaporkan kasus dugaan kebocoran data tersebut. “Terima kasih atas perhatian masyarakat yang segera melaporkan adanya dugaan pelanggaran data sehingga kami dapat segera menyelidiki dan menindaklanjutinya,” ujarnya.
Sebelumnya, dugaan kasus pembocoran data pertama kali diungkap oleh akun Twitter bernama pengguna @DailyDarkWeb pada Sabtu (15/7). Dalam salah satu unggahannya, akun tersebut menyebut hingga 337.225.465 baris data kependudukan yang dikelola Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri dijual di forum peretas.
Dalam tangkapan layar laman forum peretas yang dibagikan akun Daily Dark Web, peretas dengan nama akun RRR itu mengklaim telah memperoleh 337 juta baris data dari situs resmi dukcapil.kemendagri.go.id.
Ratusan juta data tersebut memuat berbagai informasi seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), tanggal lahir, agama, status perkawinan, akta cerai, nama ibu, pekerjaan, dan nomor paspor. (*/ary)
sumber : cnnindonesia.com