GERBANGDESA.COM, JATIM – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Arjuno terus meluas. Kini luas permukaan yang terdampak mencapai 3.910 hektare. Luas lahan yang terdampak karhutla kini mencapai 3.910 hektare, kata Kepala Eksekutif BPBD Jatim (Kalaksa) Gatot Soebroto dalam keterangannya, Rabu (6/9).
Kondisi angin yang cukup kencang di sekitar kawasan Taman Hutan Rakyat R Soerjo (Tahura) menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Arjuno meluas hingga wilayah Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto. BPBD Jawa Timur telah menggelar rapat koordinasi percepatan penanggulangan bencana hutan dan lahan dan hutan di posko Kaliandra, Kabupaten Pasuruan.
Rakor dipimpin Gatot dan dihadiri Tenaga Ahli BNPB Heri Setyono, Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Jatim Djumadi, Dandim 0819 Pasuruan, Letkol Arhanud Nur Iskak dan Kapolres Pasuruan AKBP Bayu Pratama Gubunaki.
Perwakilan BPBD dari empat daerah yakni Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto, serta pemangku kepentingan terkait seperti TNI, Polri, BMKG Juanda, Perum Perhutani dan Masyarakat Peduli Api (MPA). Luas lahan ini juga telah diperluas hingga wilayah Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto, ujarnya.
Titik api yang terbaca di Sipongi pun bertambah dari semula tujuh titik, kemudian bertambah menjadi 50 titik dan kini bertambah menjadi 156 titik. Karena kondisi tersebut, Gatot mengusulkan agar ada tambahan dukungan helikopter untuk kegiatan water bombardment.
Kadishut Jatim Djumadi juga menyampaikan pada kesempatan ini pentingnya upaya percepatan penanganan karhutla di kawasan Tahura R Soerjo. Menurutnya, kawasan Tahura dinilai sangat strategis mengingat terdapat tiga gunung yakni Gunung Arjuno, Gunung Welirang, dan Gunung Anjasmoro.
Luas wilayah Tahura R Soerjo yang mencapai 27.868 juga termasuk dalam enam wilayah yaitu Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Kediri, Kabupaten Jombang, dan Kabupaten Mojokerto. “Hari ini ada sekitar 339 orang yang berada di kapal untuk melakukan pemadaman. Mereka berasal dari posko pemantauan Tretes, Lawang, dan Mojokerto,” ujarnya.
Sementara itu, Tenaga Ahli BNPB Heri Setyono menyatakan, selain kegiatan waterbombing dari udara, upaya pemadaman karhutla juga penting dilakukan di lapangan. “Karena bagaimanapun juga, water bombing memiliki banyak keterbatasan, seperti waktu terbang dan tempat pengambilan sumber air,” kata Heri.
“Sekitar 31 unit helikopter dikerahkan di wilayah Kalimantan dan Sumatera untuk menangani kebakaran hutan dan lahan. Makanya kami akan menghubungi Antares lagi dalam upaya penambahan unit helikopter di sini,” ujarnya.
Heri meminta tim water bombing di Jatim menyesuaikan kembali strategi pemadamannya, termasuk memantau arah angin dan menggunakan busa deterjen untuk memadamkan bara api. Pergerakan angin sangat berpengaruh terhadap penyebaran api dan penambahan titik panas. Untuk itu, informasi meteorologi dari BMKG sangat diperlukan untuk menentukan strategi pemadaman, ujarnya. (*/ary)
sumber : cnnindonesia.com