Guru SDN 1 Luwuk Ranggan Hanya 2 Aktif Mengajar

270
ARIFIN/GERBANG DESA - Guru Agama Islam sedang mengajar diruangan kelas V SDN 1 Luwuk Ranggan, Kecamatan Cempaga, Kotim, Kalteng.

GERBANGDESA.COM, SAMPIT -Memprihatinkan, mungkin kalimat itu pantas diarahkan ke SDN 1 Luwuk Ranggan di Desa Luwuk Ranggan, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng).

Pasalnya, jumlah tenaga pendidik (guru) tiga orang dan hanya 2 orang yang aktif mengajar. Sedangkan 1 orang hampir tidak pernah turun ke sekolah, padahal guru tersebut berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Wartawan media siber Gerbang Desa saat investigasi di SDN 1 Luwuk Ranggan, Selasa 19 September 2023, hanya mendapati cuma seorang guru bidang agama Islam yang sedang mengajar di dalam ruangan kelas V.

Di dalam ruangan itupun hanya ada tiga murid yakni, kelas V sebanyak 2 orang dan 1 orang murid kelas II. Mereka terpaksa digabung di dalam satu ruangan kelas untuk menerima pelajaran yang sama.

Saat dikonfirmasi, guru agama Islam, Jailani menuturkan, jumlah guru ada 3 orang namun yang masih aktif mengajar hanya dua guru yakni, kepala sekolah dan guru bidang agama.

“Kalau pak Syufiani memang jarang turun ke sekolah, mungkin karena ingin pensiun pada bulan September 2023 ini,” ucap Jailani ketika ditemui diruang guru dan kepala sekolah.

BACA JUGA:  8 Desa dan 2 Kelurahan di MHS Resmi Punya Koperasi Merah Putih, Modal Awal Rp 3 Miliar

Dia mengungkapkan, jumlah murid SDN 1 Luwuk Ranggan sebenarnya ada 17 orang. Hanya saja, menurut Jailani, rata-rata murid tidak masuk sekolah karena ikut membantu orangtuanya kerja di perusahaan sawit yang ada di wilayah Kecamatan Cempaga.

“Memang ini sangat memprihatinkan, bahkan ada orangtua wali murid tidak mengetahui anaknya sudah kelas berapa,” keluhnya.

Saat dikonfirmasi, guru agama Islam, Jailani menuturkan, jumlah guru ada 3 orang namun yang masih aktif mengajar hanya dua guru yakni, kepala sekolah dan guru bidang agama

“Kalau pak Syufiani memang jarang turun ke sekolah, mungkin karena ingin pensiun pada bulan September 2023 ini,” ucap Jailani ketika ditemui diruang guru dan kepala sekolah.

Dia mengungkapkan, jumlah murid SDN 1 Luwuk Ranggan sebenarnya ada 17 orang. Hanya saja, menurut Jailani, rata-rata murid tidak masuk sekolah karena ikut membantu orangtuanya kerja di perusahaan sawit yang ada di wilayah Kecamatan Cempaga.

BACA JUGA:  Transisi PAUD-SD, Pastikan Anak Siap Mendapatkan Hak Pendidikan

“Memang ini sangat memprihatinkan, bahkan ada orangtua wali murid tidak mengetahui anaknya sudah kelas berapa,” keluhnya.

Jailani menambahkan, pada saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun pelajaran 2023/2024 di SDN 1 Luwuk Ranggan tidak ada orang tua yang mau mendaftarkan anaknya.

“Sebenarnya para orang tua ada yang mau daftarkan anaknya cuma setelah melihat tidak ada gurunya dan meja kursi banyak rusak, akhirnya mereka memilih menyekolahkan anaknya ke madrasah,” ujarnya.

Pihak sekolah sudah berupa agar jumlah murid bertambah tiap tahun. Akan tetapi, tambah Jailani, kondisi sekolah dan guru aktif mengajar jumlahnya sangat kurang karena banyak yang akan pensiun.

Sesuai Permendikbud Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pedoman Pendirian, Perubahan, dan Penutupan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Isinya ketika dalam satu sekolah dengan hasil analisis atau kajian stakeholder sudah tidak kondusif dari jumlah guru, ruangan, pendaftaran satuan pendidikan kurang, dan lainnya ideal dilakukan merger. (fin)