GERBANGDESA.COM MALUKU TENGAH – Pemerintah Desa Tihuana, Kecamatan Seram Utara Timur Seti, Maluku Tengah, menargetkan akan mengubah status desa yang semula desa tertinggal (2021) menjadi desa berkembang (2023), dan siap menuju desa maju pada tahun 2025 mendatang.
“Tahun depan kami targetkan Desa Tihuana akan berstatus desa maju,” ucap Kepala Pemerintah Negeri Tihuana Jumiyati dikutip dari metro tv news, Minggu 13 Oktober 2024.
Jumiyati menjelaskan, perubahan ini diawali keberhasilan Desa Tihuana menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan Ekonomi Kampung (P3EK) yang melibatkan masyarakat bersama fasilitator desa untuk memetakan potensi ekonomi, sumber daya, dan permasalahan desa.
“Kami berupaya agar seluruh suara dan aspirasi warga dapat terakomodasi, sehingga program yang disusun benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat,” katanya.
Salah satu program yang dihasilkan dari musyawarah ini, kata Jumiyati, adalah pengembangan demplot jagung sebagai komoditas unggulan yang dilaksanakan di 11 titik demplot yang tersebar di Desa Tihuana.
Program Demplot juga memprioritaskan keterlibatan kelompok masyarakat yang belum pernah terlibat dalam kegiatan pemberdayaan, perempuan kepala keluarga, keluarga miskin, difabel, dan keluarga dengan anak stunting.
“Langkah ini diambil agar keberhasilan program dapat dirasakan oleh kelompok-kelompok yang selama ini terpinggirkan,” katanya.
Tidak hanya jagung, lanjutnya, Desa Tihuana juga mulai mengembangkan komoditas hortikultura seperti semangka dan brokoli. Periode Maret hingga Juni 2024, kelompok tani di Desa Tihuana berhasil memanen 4,25 ton semangka dengan pendapatan sebesar Rp12.750.000, serta 234 kg brokoli yang menghasilkan pendapatan Rp6.552.000.
“Dengan hasil ini, kami semakin optimistis untuk terus mengembangkan komoditas lain dan memperluas lahan pertanian agar dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat semakin besar,” ujarnya dengan optimistis.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku Ilham Tauda mengatakan, hasil dari demplot jagung pun sangat menggembirakan. Pada panen pertama, hasil produksi jagung Negeri Tihuana dijual ke Kota Ambon untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak di sana.
Selama ini, menurutnya, pengusaha di Kota Ambon harus mendatangkan pakan ternak dari Makassar dengan harga yang relatif tinggi.
“Kini, dengan produksi jagung lokal dari Negeri Tihuana, biaya logistik dapat ditekan, dan pada saat yang sama, pendapatan petani di sini juga meningkat,” kata Ilham. (*)