SAMPIT, gerbangdesa.com – Sejumlah penjual dan pedagang di sekitar area peningkatan jalan poros di jalan Km 42 di Desa Luwuk Ranggan, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), terpaksa tutup.
Penyebabnya, sejak akhir April hingga Juli 2023 ada pengerjaan proyek jalan trans lintas kabupaten itu belum dikerjakan sepenuhnya dan hanya sebatas penimbunan. Hal itulah, menimbulkan debu jalanan sehingga penjual dan pedagang memilh tutup total.
“Iya, banyak yang tutup seperti penjual sate, warung makan, pedagang sembako, penjual bakso, konter, dan bengkel. Mereka itu tutup karena debu jalanan yang ditimbulkan dari pengerjaan proyek,” ucap Ketua RT 01 RW 01 Sugianur kepada wartawan media siber gerbang desa saat berada di Kantor Desa Luwuk Ranggan, Senin 31 Juli 2023.
Dia menjelaskan, tutupnya para penjual dan pedagang itu dikarenakan debu jalanan yang ditimbulkan kendaran melintas, sedangkan penyiram tidak maksimal.
“Kurang dilakukan penyiraman dan itu pun sudah dibantu warga yang tinggal di sekitar pembangunan jalan, mereka menggunakan dana pribadi,” ujar Sugianur waktu itu didampingi Ketua RW 01 Zainal Abidin.
Zainal membenarkan bahwa sejak Mei 2023 sejumlah penjual dan pedagang tutup lantaran debu jalanan yang sangat jarang dilakukan oleh pekerja lapangan.
“Penyiraman jalan itu hanya menggunakan pikap, sepengetahuan kami umumnya pakai truk tangki berkapasitas 5000 liter. Tapi, ini beda ya?,” tanya dia.
Tutupnya sejumlah penjual dan pedagang di sekitar proyek peningkatan jalan trans kalimantan Tjilik Riwut Km 42, tambah Zainal, secara otomatis telah merugikan masyarakat karena tidak ada income lantaran tutup dalam beberapa minggu.
“Kami rugi tidak hanya secara materi bahkan dari segi kesehatan, karena tiap hari kami menghirup udara tidak sehat yakni debu jalanan,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala Desa Luwuk Ranggan Ardina menambahkan, pihaknya sudah berupaya bermohon kepada pemenang tender di area jalan 42 agar secepatnya dilakukan pengaspalan.
“Kami sudah memanggil kepala proyek supaya segera digarap karena sudah tiga bulan terkesan dibiarkan. Dampaknya, warga kami yang ada di area pembangunan jalan tersebut,” ujarnya. (2d/fin)