SAMPIT, gerbangdesa.com – Debu jalanan yang ditimbulkan akibat pembangunan peningkatan Jalan Tjilik Riwut tepatnya di Km 42 wilayah Desa Luwuk Ranggan, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), tidak hanya berdampak pada kesehatan. Di sisi lainnya, sejumlah penjual pentol ikut terdampak.
“Saya sudah hampir tiga bulan tidak kerja karena tutup total,” ucap Lisnawati, salah seorang penjual pentol di sekitar pembangunan peningkatan jalan pada saat berada di kantor desa luwuk ranggan, kemarin.
Dia menceritakan bahwa dampak yang ditimbulkan debu jalanan tidak hanya dari segi ekonomi keluarga saja. Bahkan, kata Lisna, keluarganya juga mengalami sakit seperti batuk dan asma.
“Tempat tidur dan pakaian semua berdebu, anak saya sakit, semuanya ada tujuh orang, sakitnya batuk dan asma karena menghirup udara tidak segar,” ujarnya seraya memperlihatkan anaknya yang sakit batuk.
Di samping itu, lanjutnya, tiap hari suaminya menyiram jalanan yang berdebu sampai pembayaran listrik dan PDAM ikut meningkat. Sebab, jalanan tersebut menurut Lisna, sangat jarang disiram oleh kontraktor bahkan sampai sebulan lamanya.
“Suami saya mulai dari mau kerja sampai pulang bekerja menyiram jalanan, karena debunya sungguh luar biasa, apalagi pada saat musim kemarau saat ini,” keluhnya.
Guna mengatasi lajunya kendaraan yang melintas, tambah Lisna, sempat dipasang pohon kelapa sawit. Akan tetapi, upaya itu juga tidak maksimal untuk mengurangi debu jalanan yang berterbangan.
“Kami harapkan, adanya kompensasi kepada pihak kontraktor itu kami anggap wajar. Sebab, selain dari segi kesehatan kami terganggu juga ekonomi kami tersendat karena sudah tiga tidak jualan pentol,” harapnya. (fin/fin)