GERBANGDESA.COM SAMPIT – Kepala Desa Penyaguan, Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), Zainal Abidin, sempat dirawat di Rumah Sakit (RSUD) dr Murjani Sampit.
Selama menunggu proses pemulihan dan penyembuhan pasca operasi tumor didekat lengan kanan, ia menemukan sejumlah pelayanan yang dianggap kurang prima di rumah sakit berpelat merah itu.
“Saat daftar sebagai pasien melalui aplikasi online, saya dapat nomor urut lima, setelah saya datang langsung ke rumah sakit dan ikut antrean, nomor saya tidak disebut, alasannya tidak masuk aplikasi,” ucap Zainal Abidin kepada wartawan media siber gerbang desa saat menceritakan keluhannya via telepon, Kamis 30 Mei 2024.
Selain mendapatkan pelayanan yang terkesan membeda-bedakan antara pasien berbayar cash dengan BPJS Kesehatan, Kades Penyaguan ini juga menemukan sejumlah bayi baru lahir tak terawat oleh perawat.
Dia menjelaskan bahwa ada bayi baru lahir berat bobot 2,4 kg, selama beberapa hari berada di ruangan bayi, bobot bayi tersebut menyusut menjadi 2 kg. Selain itu, bayi lahir dengan berat 2 kg menjadi 1,5 kg.
“Apakah bayi-bayi itu benar-benar dirawat oleh perawat, diberikan asupan makanan bergizi, atau memang sengaja tak dirawat, ini yang jadi pertanyaan kami terhadap pelayanan di RSUD Murjani Sampit?,” tanya Zainal.
Salah satu bukti mengapa bayi baru dilahirkan itu memang kurang terawat, lanjutnya, kotoran bayi sempat mengering dan tidak dibersihkan sehingga menimbulkan aroma kurang sedap di dalam ruangan bayi tersebut.
“Kotoran bayi sempat mengering, tidak ada yang membersihkannya, saya lihat juga ibu yang baru melahir kondisinya masih lemah, seharusnya perawat yang bantu merawat, bukan sebaliknya,” keluh Zainal.
Untuk itu, dirinya mengharapkan agar Bupati Kotim Halikinnor melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke RSUD dr Murjani Sampit, bukan cuma terhadap para pegawai dan dokternya saja melainkan ke ruangan ibu dan anak.
“Sudah banyak keluhan masyarakat terhadap buruknya pelayanan rumah sakit di Sampit ini, tidak hanya mengenai jumlah dokter yang terbatas juga mengenai perawat,” tutupnya mengakhirnya perbincangan. (fin/fin)