GERBANGDESA.COM, KALTIM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi 192 titik panas di Kalimantan Timur (Kaltim) yang kemudian telah dikirim ke pihak terkait untuk dipantau. “Total ada 192 titik panas yang terpantau hari ini mulai pukul 01.00 hingga 16.00 WITA dan tersebar di enam kabupaten,” kata Koordinator Data dan Informasi Stasiun Cuaca Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Rabu (6/6) – Sepinggan Balikpapan Diyan Novrida. 9
Titik panas merupakan indikator terjadinya kebakaran hutan atau kebakaran lahan (karhutla) yang terdeteksi dari suatu lokasi, dengan suhu yang relatif tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya.
Oleh karena itu, Diyan mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk saling menjaga dan menjaga, seperti saling mengingatkan agar tidak membuang sampah, kemudian tidak membakarnya saat mengelola lahan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.
“Sebaran 192 titik api ini telah dilaporkan kepada pihak terkait di wilayah kerjanya masing-masing, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik tingkat provinsi maupun kabupaten untuk diproses lebih lanjut,” ujarnya.
Sebanyak 192 titik api terpantau hari ini di enam kabupaten, yakni di Paser (7), Kutai Barat (2), Kutai Timur (33), Kutai Kartanegara (32), Berau (105) dan Kabupaten Mahakam Ulu, 13 titik panas. dikendalikan.
Sedangkan sebaran berdasarkan wilayah antara lain di Kabupaten Kutai Kartanegara terdeteksi 32 titik api yang tersebar di tujuh kecamatan yaitu Tabang 2, Sanga-Sanga 1, Muara Kaman 20, Loa Kulu 1, Loa Janan 2, Anggana 4 dan Kembang Janggut 2 poin, semuanya memiliki tingkat kepercayaan sedang.
Di Kutai Timur terdeteksi 33 titik api yang tersebar di lima kecamatan yaitu Kaubun 1, Rantau Pulung 1, Sangatta Selatan 2, Sangatta Utara 2 dan sisanya 27 titik api berada di Kabupaten Benggala dengan tingkat kepercayaan sedang.
“Kabupaten Mahakam Ulu mendeteksi 13 titik yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Long Bagun 1, Long Long Pahangai 4 dan Kecamatan Long Hubung 8 titik dengan tingkat kepercayaan rendah dan sedang,” kata Diyan. (*/ary)
sumber : Antara