SAMPIT, gerbangdesa.com – Setelah mengikuti pelatihan di Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) di Palangkaraya. Koordinator Wilayah (Korwil) Dinas Pendidikan (Disdik) Kecamatan Mentaya Hilir Utara (MHU), Kabupatan Kotawaringin Timur (Kotim), Muhammad Aini, menerima mandat agar segera menggelar kegiatan untuk memperkenalkan lebih luas tentang bahasa dayak sampit.
Bak gayung bersambut, rencana menggelar kegiatan itu langsung disambut baik dan didukung sepenuhnya oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus I, II, III yang ada di wilayah Kecamatan MHU.
Kegiatan itu diberinama Sosialisasi Revitalisasi Bahasa Dayak Sampit. Sosialisasi itu menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidang bahasa daerah khususnya bahasa sampit.
“Pada saat pelatihan di Balai Bahasa di Palangkaya selama empat hari. Kemudian saya diminta untuk mengimbaskan kembali ke sekolah dasar yang ada di wilayah kecamatan MHU ini,” ucap Korwil Disdik Kecamatan MHU Muhammad Aini kepada wartawan media siber gerbang desa usai pembukaan kegiatan, Sabtu 29 Juli 2023.
Dia menjelaskan, bahasa dayak sampit ini jika tidak segera di Revitalisasi (dihidupkan kembali) terancam punah, sehingga lahirlah gagasan dan ide agar supaya bahasa yang masih kental digunakan hanya sebagian masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan MHU itu tetap terjaga dan dilestarikan dengan baik.
“Tahun 2022, menurut informasinya bahwa ada sekitar enam bahasa daerah yang kritis atau terancam punah. Mungkin saja salah satunya adalah bahasa dayak sampit ini,” ujar Aini yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kecamatan MHU ini.
Aini mengungkapkan, tujuan dari kegiatan ini untuk menghidupkan kembali (Revitalisasi) bahsaa dayak sampit, terutama terhadap generasi penerus salah satu fokusnya untuk kepala sekolah, guru dan murid yang ada di Kecamatan MHU.
“Yang jelas, bahasa dayak sampit tidak menggantikan bahasa dayak ngaju yang telah dijadikan sebagai muatan lokal. Namun, sekolah tetap mengupayakan agar bahasa dayak sampit itu tetap dilestarikan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Disdik Kotim diwakilkan Herman Yudianto mengaku sangat menyayangkan jika bahasa dayak sampit ini punah, sehingga harus ada upaya bagaimana bahasa tersebut bisa tetap terjaga dan dilestarikan.
“Secara kedinasan, kami dari dinas pendidikan kabupaten sangat mengapresiasi karena bahasa daerah ini sangat penting dan dilestarikan,” ucapnya dihadapan yang hadir pada kegiatan tersebut.
Dia bahkan mendorong kedepannya bahwa bahasa dayak sampit ini agar supaya dibuatkan buku sebagai pedoman terutama untuk kepala sekolah, guru, dan siswa tidak hanya di wilayah MHU bahkan di Kotim.
“Mudah-mudahan tahun depan ada kerja sama untuk cetak buku bahasa dayak sampit. Walaupun sepengetahuan saya prosesnya sangat panjang. Seperti cetak buku bahasa dayak ngaju, prosesnya sekitar tiga tahun,” ujar Herman.
Camat MHU Muslih diwakilakan Sekretaris Hasrul Hamid menyebutkan, gagasan dan ide yang diprogramkan Korwil Disdik MH untuk meRevitalisasi bahasa dayak sampit sangat didukung.
“Gagasan ini sangat luar biasa untuk generasi kita, kula sebagai uluh dayak sampit (saya sebagai orang dayak sampit,Red) sangat mendukung, karena seiring perkembangan teknologi sangat berpengaruh untuk memajukan bahasa daerah,” ujar Arul sapaan akrabnya.
Untuk itu, tambahnya, pemerintah kecamatan setempat mengajak guru dan kepala sekolah ikut menjaga dan melestarikan bahasa dayak sampit agar tetap dijadikan sebagai bahasa sehari-hari. (fin/fin)