Jumat, Desember 6, 2024

DBD Mengganas, Apa Hubungannya Antara Nyamuk Wolbachia? Simak Penjelasannya

Date:

Share post:

GERBANGDESA.COM JAKARTA – Sejak pelepasan nyamuk wolbachia ke beberapa daerah di indonesia membuat nyamuk aedes aegypti sepertinya mengganas. Dampakanya, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terus melonjak dan diperkirakan puncaknya pada musim pancaroba.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu menegaskan, tidak ada hubungan antara penyebaran nyamuk ber-wolbachia dengan tingkat keganasan nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan demam berdarah.

“Secara keseluruhan karakteristik dan gejalanya sama. Bahkan, tidak ada perbedaan jumlah nyamuk Aedes aegypti sebelum dan setelah wolbachia dilepaskan,” kata Dirjen Maxi di Jakarta dikutip dari laman p2p.kemkes.go.id, Rabu 3 April 2024.

BACA JUGA:  Fakta Larangan Berenang Setelah Makan Menurut Dokter

Ia menjelaskan, karakteristik nyamuk Aedes aegypti di daerah yang telah disebarkan maupun belum disebarkan nyamuk ber-wolbachia tetap sama. Tanda dan gejala orang yang terkena gigitan nyamuk Aedes aegypti juga sama, seperti demam tinggi yang diikuti nyeri otot, mual, muntah, sakit kepala, mimisan, dan gusi berdarah.

Hingga kini, penyebaran nyamuk ber-wolbachia telah dilaksanakan di 5 kota, yakni Semarang, Kupang, Bontang, Bandung, dan Jakarta Barat. Penetapan kelima wilayah tersebut mempertimbangkan kesiapan stakeholder dan masyarakat setempat.

Dirjen Maxi mengungkapkan, hasil monitoring bersama antara Kemenkes dan dinas kesehatan di 5 kota tersebut menunjukkan setelah pelepasan ember nyamuk ber-wolbachia, konsentrasi nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia yang ada di alam berada di kisaran 20 persen.

BACA JUGA:  Desa Selur Segera Punya Puskesmas Lengkap Rawat Inap, Dana Rp9,9 Miliar

Angka tersebut, lanjut Dirjen Maxi, masih berada di bawah persentase nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia yang idealnya mencapai 60 persen di alam.

“Setelah populasinya mencapai 60 persen, pelepasan ember nyamuk ber-wolbachia akan ditarik kembali dan hasil penurunan kasus dengue baru akan mulai terlihat setelah 2 tahun, 4 tahun, 10 tahun dan seterusnya seperti implementasi yang dilakukan di Kota Yogyakarta,” pungkasnya. (*)

Artikel Lainnya

Menaker Usulkan Upah Minimum Pekerja Naik 15 Persen Tahun Depan

JAKARTA, gerbangdesa.com - Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah buka suara soal usulan kenaikan upah minimum 15 persen tahun...

Lapas Sampit Hadiri Pembukaan FGD Layanan Fidusia

GERBANGDESA.COM SAMPIT - Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sampit menghadiri acara Pembukaan Focus Group Discussion (FGD) Layanan Fidusia...

Kenaikan Cukai Rokok Menjelang Pemilu 2024

JAKARTA, gerbangdesa.com - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bicara soal peluang kenaikan tarif cukai rokok jelang pemilihan...

Lapas Sampit Distribusikan Batako Hasil Pembinaan Kemandirian Warga Binaan

GERBANGDESA.COM SAMPIT – Kabar gembira warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sampit, Kanwil Kemenkumham Kalteng, berhasil membuktikan kemampuannya...
error: Content is protected !!