Jumat, Maret 21, 2025

DBD Mengganas, Apa Hubungannya Antara Nyamuk Wolbachia? Simak Penjelasannya

Date:

Share post:

GERBANGDESA.COM JAKARTA – Sejak pelepasan nyamuk wolbachia ke beberapa daerah di indonesia membuat nyamuk aedes aegypti sepertinya mengganas. Dampakanya, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terus melonjak dan diperkirakan puncaknya pada musim pancaroba.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu menegaskan, tidak ada hubungan antara penyebaran nyamuk ber-wolbachia dengan tingkat keganasan nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan demam berdarah.

“Secara keseluruhan karakteristik dan gejalanya sama. Bahkan, tidak ada perbedaan jumlah nyamuk Aedes aegypti sebelum dan setelah wolbachia dilepaskan,” kata Dirjen Maxi di Jakarta dikutip dari laman p2p.kemkes.go.id, Rabu 3 April 2024.

BACA JUGA:  Selain Layani Kesehatan Warga Binaan, Klinik Pratama Lapas Sampit Terbuka Untuk Umum

Ia menjelaskan, karakteristik nyamuk Aedes aegypti di daerah yang telah disebarkan maupun belum disebarkan nyamuk ber-wolbachia tetap sama. Tanda dan gejala orang yang terkena gigitan nyamuk Aedes aegypti juga sama, seperti demam tinggi yang diikuti nyeri otot, mual, muntah, sakit kepala, mimisan, dan gusi berdarah.

Hingga kini, penyebaran nyamuk ber-wolbachia telah dilaksanakan di 5 kota, yakni Semarang, Kupang, Bontang, Bandung, dan Jakarta Barat. Penetapan kelima wilayah tersebut mempertimbangkan kesiapan stakeholder dan masyarakat setempat.

Dirjen Maxi mengungkapkan, hasil monitoring bersama antara Kemenkes dan dinas kesehatan di 5 kota tersebut menunjukkan setelah pelepasan ember nyamuk ber-wolbachia, konsentrasi nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia yang ada di alam berada di kisaran 20 persen.

BACA JUGA:  Rakyat Indonesia Bakal Jadi Kelinci Percobaan Penyebaran Nyamuk Wolbachia

Angka tersebut, lanjut Dirjen Maxi, masih berada di bawah persentase nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia yang idealnya mencapai 60 persen di alam.

“Setelah populasinya mencapai 60 persen, pelepasan ember nyamuk ber-wolbachia akan ditarik kembali dan hasil penurunan kasus dengue baru akan mulai terlihat setelah 2 tahun, 4 tahun, 10 tahun dan seterusnya seperti implementasi yang dilakukan di Kota Yogyakarta,” pungkasnya. (*)

Artikel Lainnya

Tidak Memiliki Izin Edar, Puluhan Ikan Olahan Dimusnahkan

TERNATE, gerbangdesa.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan memusnahkan 60 kg ikan olahan beserta barang lain berupa daging olahan...

Dugaan Pungli, Polda Kalteng Panggil Kadishub dan Juru Parkir

GERBANGDESA.COM, PALANGKA RAYA - Kasus dugaan adanya pungutan liar (Pungli) pada lokasi perpakiran di depan Bank Mandiri, Jalan...

Sejarah Penetapan 1 Juni Sebagai Hari Lahirnya Pancasila

JAKARTA, gerbangdesa.com - Pemerintah menetapkan hari lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni. Penetapan ini berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor...

Begini Cara Pelaksanaan dan Penilaian Sumatif Pada Akhir Kurikulum

SAMPIT, gerbangdesa.com - Estimasi sumatif adalah estimasi yang dibuat pada akhir satuan waktu. Penilaian sumatif memiliki lebih dari...
error: Content is protected !!