GERBANGDESA.COM NGORO – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Ngoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, meraup hasil Rp500 ribu per hari hasil dari budidaya ayam petelur.
Budidaya ayam petelur dii Desa Ngoro memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia yakni, menyulap tanah kas desa sebagai tempat beternak.
“Budidaya ayam petelur baru saja dimulai Januari 2024, Ketimbang tanah kas desa itu menganggur, lebih baik kami jadikan kandang,” ucap Kepala Desa Ngoro Suryono dikutip dari JPRM, Rabu 1 Mei 2024.
Suryono menjelaskan, awalnya budidaya ayam sebanyak 400 ekor, setelah herjalan kurang lebih 4 bulan (Januari-April) ayam petelur mampu bertelur antara 10 kilogram sampai 20 kilogram per hari.
“Mengenai marketing, kami bekerja sama dengan BUMDes, pembelinya untuk sementara ini kami prioritaskan warga desa setempat,” ujarnya.
Terkait harga jual, lanjut Suryono, lebih rendah dari Harga Eceren Tertinggi (HET) yang dijual di pasar yaitu, Rp25 ribu per kilogram. Jika 25.000 x 20 kg jadi 500.000 per hari.
“Pembeli telur ayam terpaksa kami batasi, tiap orang hanya 2 kilogram per hari, karena permintaan akan telur ayam ini jumlahnya meningkat tiap bulannya,” katanya.
Lantaran melihat potensi budidaya ayam petelur sangat menjanjikan, Suryono mengaku optimistis bahwa tahun depan telur yang dihasilkan bisa mencapai 40 kg per hari.
Guna mewujudkan target tersebut, tambahnya, pihaknya akan menambah modal usaha dengan cara mengajak kerja sama dengan perusahaan pakan ternak dan pengepul telur.
“Kami lihat dari hasilnya mulai saat ini sampai tahun depan, budidaya ayam petelur ini saya yakin masih bisa dikembangkan lebih besar lagi, sedangkan modalnya bisa kerja sama dengan pihak swasta,” jarnya dengan nada optimis. (*)
