GERBANGDESA.COM SAMPIT – Para Pengepul dan pengusaha sawit dianggap hanya mengejar keuntungan pribadi tanpa peduli kerusakan jalan, membuat sejumlah warga di sekitar SPBU LPG di Desa Bapanggang Raya, Kecamatan Mentaya Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, melakukan aksi. Mereka memasang portal jalan masuk menuju dermaga. Pemasangan portal itu dilakukan pada Jumat (10/1/2025).
Hal itu dilakukan, agar pengepul maupun pengusaha sawit yang menggunakan jalan tersebut, mau peduli atas kerusakan jalan masuk akibat angkutan sawit melebihi kapasitas dan bersedia membantu perbaikan jalan setidaknya penimbunan jalan.
“Warga kami ini sudah lama membuat laporan jalan rusak karena angkutan sawit, namun kami masih berikan toleransi, supaya pengguna jalan untuk angkutan sawit itu mau menyumbang setidaknya tanah urug untuk menutupi kerusakan jalan tersebut, faktanya, tidak digubris,” ujar Kades Bapanggang Raya Syahbana saat dikonfirmasi wartawan media Siber gerbang desa via telepon, Jumat 10 Januari 2025.
Dia menilai bahwa aksi warga desanya itu merupakan puncak kekesalan terhadap pengepul atau pengusaha sawit yang hanya mementingkan keuntungan pribadi, tanpa mau berkontribusi.
“Kalau kendaraan jenis pikap tanpa angkutan sawit masih bisa melewati jalan masuk itu, kalau jenis truk apalagi mengangkut buah sawit tidak akan bisa masuk karena tinggi portal sudah diukur oleh masyarakat,” jelas Syahbana.
Jalan masuk lewat samping SPBU LPG itu merupakan akses jalan selain menuju ke dermaga penyeberangan Desa Rawa Sari, Kecamatan Pulau Hanaut, melainkan ke rumah-rumah penduduk yang ada di bantaran sungai Mentaya.
Sejak dibukanya sekitar 2018, akses penyeberangan antardesa beda kecamatan ini, jalan tersebut acapkali digunakan untuk angkutan sawit menggunakan pikap dan truk bertonase, sedangkan kondisi tanah masih labil dan tidak begitu padat.
“Kalau ada iktikad baik dari pengepul maupun pengusaha sawit ikut membantu menyumbang untuk membangun jalan tersebut, warga kami pasti mau membuka portal jalan masuk, dengan catatan harus melalui perjanjian tertulis bukan sebatas lisan saja,” tegas Kades Syahbana.
Dia menambahkan, kondisi jalan masuk samping SPBU LPG ke dermaga penyeberangan untuk saat ini, sangatlah memprihatinkan.
Ketika hujan deras, lanjut Syahbana, jalan akan terlihat seperti danau-danau kecil di tengah jalan karena terlalu sering dilindas pikap dan truk bermuatan sawit di atas 8 ton.
“Yang jelas, untuk kendaraan bermotor roda 2 masih bisa masuk dengan aman, karena portal yang dipasang hanya untuk melarang pikap dan truk muatan kelapa sawit,” tutupnya. (fin/fin)