GERBANGDESA.COM SAMPIT – Hampir setiap tahun, satuan pendidikan memprogramkan Study tour untuk anak didiknya baik yang akan meninggalkan bangku sekolah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, maupun yang masih duduk dibangku sekolah.
Hanya saja, Study tour tersebut sebenarnya tidak ada di dalam kurikulum pendidikan maupun mata pelajaran. Namun, program tersebut tetap saja dilaksanakan oleh pihak sekolah dengan dalih untuk pengetahuan tambahan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) M Irfansyah mengatakan, Study tour memang tidak ada baik di kurikulum pendidikan dan mata pelajaran, hanya pendukung pembelajaran.
“Study tour itu memang tidak ada dalam kurikulum, dalam mapel juga tidak ada, cuma itu adalah pendukung pembelajaran,” ucapnya kepada wartawan media siber gerbang desa usai membuka kegiatan Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Program Sekolah Penggerak Angkatan 2 Tahun Kedua di Aula BPG Mini Sampit, Sabtu 25 Mei 2024.
Irfansyah menilai, study tour sebenarnya bagus saja dilaksanakan oleh sekolah. Hanya saja, menurutnya, akan lebih baik lagi mengadakan study tour ditingkat lokalan bukan ke luar daerah.
“Alangkah bagusnya, study tour itu cukup di dalam daerah sendiri, misalnyaa ke tempat sejarah seperti museum, bukan ke tempat wisata di luar kabupaten atau di luar provinsi,” ujarnya yang juga pernah menjabat Sekretaris Disdik Kotim ini.
Untuk itu, Disdik Kotim tidak menganjurkan satuan pendidikan mengadakan study tour sampai keluar daaerah hanya dengan alasan untuk menambah pengetahuan tambahan terhadap siswa.
“Dari dinas pendidikan tidak menganjurkan, cuma mengharapkan jika sudah disusun hendaknya disusunlah yang rapi, utamakan keselamatan anak didik,” pungkasnya. (fin/fin)