JATIM, gerbangdesa.com – Harga seragam beberapa sekolah menengah atas (SMA) di Tulungagung, Jawa Timur, menjadi sorotan karena dinilai terlalu mahal. Di SMAN 1 Kedungwaru, orang tua mengeluhkan harga paket seragam sekolah.
Salah satu tutor siswa tersebut mengungkapkan total biaya yang harus ia keluarkan untuk membeli satu pak seragam sekolah adalah Rp 2.360.000. Rinciannya, siswa mendapat 1 set seragam putih abu-abu (Rp 359.400), 1 set seragam pramuka (Rp 315.850), 1 set seragam batik (Rp 383.200) dan 1 set seragam khusus (Rp 440.550).
Kemudian, 1 jas almamater (Rp 185.000), 1 kaos olahraga (Rp 130.000), 1 ikat pinggang (Rp 36.000), 1 tas (Rp 210.000), 1 paket atribut (Rp 140.000) dan 1 kerudung (Rp 140.000).
NE yang merupakan wali siswa baru kelas X SMAN 1 Kedungwaru mengeluhkan seragam yang didapatnya masih berupa kain yang harus dijahit menjadi seragam. Yakni, baju abu-abu putih, pramuka, batik dan seragam sekolah.
“Seragamnya masih berupa kain lho, mereka hanya membuat seragam olahraga. Jadi kami harus mengeluarkan biaya lebih untuk menjahitnya,” kata NE, Kamis (20/7).
Selain itu, NE juga mengeluhkan pembelian seragam sekolah dan paket perlengkapan yang terkesan wajib. Menurutnya, guru mengingatkan siswa tentang perbedaan warna seragam. Akhirnya NE membayar harga paket seragam dan perlengkapan sekolah, meski terasa berat. Dia tidak ingin anaknya merasa rendah diri.
Sementara itu, Humas SMAN 1 Kedungwaru Agung Cahyadi menjelaskan, harga sapu tangan Rp 160.000 bukan hanya satu lembar, melainkan satu bungkus yang berisi 5 sapu tangan. Ia juga mengatakan pihak sekolah tidak memaksa siswanya untuk membeli seragam sekolah atau bisa membelinya secara mencicil.
“Kalau di sekolah mahal, anak-anak bisa beli di luar, tidak masalah,” kata Cahyadi, Sabtu (22/7).
Harga mahal juga ditemukan untuk seragam sekolah di SMA Negeri 1 Karangrejo. Padahal, dalam nota pembelian paket seragam yang diungkap ke publik, harga 1 set seragam abu-abu putih itu Rp 575.000. Total biaya yang harus dibayarkan adalah Rp 2.525.000.
Selain 1 set seragam putih abu-abu, siswa mendapatkan 1 set seragam khas (Rp 575.000), 1 set seragam pramuka (Rp 476.000), 1 set batik (Rp 579.000), 1 set seragam olah raga (Rp 115.000), paket Rp 51.000 dan 2 saputangan, atribut mulai Rp 40.00 (Rp 80.000).
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengkritisi partisipasi sekolah dalam penyediaan seragam bagi siswa. Emil menegaskan, persoalan seragam sekolah kini menjadi perhatian serius Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jatim.
Dewan Provinsi mengaku telah meminta dinas pendidikan untuk mengeluarkan surat edaran kepada setiap lembaga/lembaga pelatihan kejuruan di Tanah Air untuk menangani seragam sekolah. Dia menegaskan, tidak ada kewajiban untuk membeli seragam di sekolah.
“Dinas Pendidikan sedang menyiapkan surat edaran, pakta integritas komite sekolah dan kepala sekolah sudah ditandatangani dan disaksikan gubernur,” kata Emil, Minggu (23/7).
Emil juga menyoroti koperasi sekolah yang menjual kain dengan harga selangit, seperti yang terjadi di SMAN Karangrejo, Tulungagung. Harga jual di koperasi sekolah harus lebih murah dari harga pasar, karena pembelian dalam jumlah banyak.
“Seperangkat baju dijual Rp 575.000, ada yang putih abu-abu, padahal di luar Rp 170.000. Nah, itu maksudnya,” terangnya. (*/ary)
sumber : cnnindonesia.com
