Jumat, Januari 17, 2025

Warga Desa Tuntut Transparansi Pengelolaan BUMDes Jaya Makmur di Pacitan

Date:

Share post:

GERBANGDESA.COM PACITAN – Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ‘Jaya Makmur’ di Desa Plumbungan, Kebonagung, Pacitan, mendapat sorotan tajam dari warga desa setempat lantaran diduga tidak transparan.

Perwakilan warga Desa Plumbungan, Sumawat mengatakan, sebagai warga mereka tidak pernah mendapat penjelasan terkait berbagai unit usaha yang dikelola oleh BUMDes Jaya Makmur seperti simpan pinjam, isi ulang elpiji maupun peternakan kambing.

“Kami hanya ingin pengelola BUMDes Jaya Makmur transparan karena kami selama ini tidak pernah mendapatkan penjelasan terkait unit-unit usaha yang dikelola, dana masyarakat dikelola tapi tidak ada kejelasan,” ujarnya pada saat dialog di kantor desa plumbungan, kemarin.

BACA JUGA:  Asosiasi BPD Mentaya Hilir Selatan Gelar Bimbingan Teknis Perdana

Menurutnya, berdasarkan pengamatan warga desa bahwa pengelolaan BUMDes Jaya Makmur selama ini tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga tidak ada laporan keuangan dan perkembangan unit usaha yang dikelola.

“Kami harapkan ada audit independen supaya kami warga desa ini mengetahui lebih jelas kemana saja penyertaan modal dari dana desa digunakan oleh pengelola BUMDes Jaya Makmur ini, jangan sampai hal ini nantinya menjadi preseden buruk,” sergah Sumawat.

Diketahui bahwa unit usaha isi ulang elpiji yang berakhir macet dinilai menjadi titik lemah pengelolaan BUMDes.

Menanggapi hal tersebut, Ketua BUMDes Jaya Makmur Adi Priana mengakui bahwa usaha tersebut terhenti karena minimnya keuntungan dan ketidakpastian pengiriman dari pangkalan.

BACA JUGA:  Daftar Juara Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Kalteng, Ketapang Siap-Siap?

Namun, warga mempertanyakan apakah penghentian tersebut sudah disampaikan ke masyarakat. Pun, ke mana sisa modal yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk usaha lain.

Sementara itu, Sekretaris Desa Plumbungan Aksan memaparkan bahwa sejak 2018 hingga 2021 BUMDes menerima suntikan modal Rp 130 juta. Namun, sebagian besar usaha tidak memberikan hasil.

Dana Rp90 juta yang dialokasikan untuk kerja sama peternakan domba dengan pihak ketiga juga tidak menunjukkan hasil. “Uang sudah ada di pihak ketiga, tapi stok bibit belum tersedia,” dalihnya.

Sumber: radarmadiun.jawapos.com

Artikel Lainnya

Pegawai Lapas Sampit Terima Kenaikan Pangkat

GERBANGDESA.COM SAMPIT - Sebanyak delapan pegawai lembaga pemasyarakatan kelas IIB Sampit Kantor Wilayah Kemenkumham Kalimantan Tengah, telah menerima...

Pelayanan PLN di Pulau Hanaut Dinilai Merugikan, Tiap Hari Listrik Padam, Camat Lapor ke Gubernur Kalteng

GERBANG DESA - Persoalan gangguan listrik tidak stabil dan dinilai sering terjadi pemadaman kerap dirasakan para pelanggan PLN...

5 Negara Asean Usulkan Bersama Kebaya Sebagai Busana Tradisional

JAKARTA, gerbangdesa.com - Lima negara di Asia Tenggara yang mengenal kebaya sebagai busana tradisional perempuan yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan...

Kantor Desa Saribakti Disorot!

GERBANGDESA.COM GARUT – Kantor Desa Saribakti, Kecamatan Peundeuy, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kali ini mendapat sorotan. Pasalnya, dinilai...
error: Content is protected !!