GERBANGDESA.COM PACITAN – Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ‘Jaya Makmur’ di Desa Plumbungan, Kebonagung, Pacitan, mendapat sorotan tajam dari warga desa setempat lantaran diduga tidak transparan.
Perwakilan warga Desa Plumbungan, Sumawat mengatakan, sebagai warga mereka tidak pernah mendapat penjelasan terkait berbagai unit usaha yang dikelola oleh BUMDes Jaya Makmur seperti simpan pinjam, isi ulang elpiji maupun peternakan kambing.
“Kami hanya ingin pengelola BUMDes Jaya Makmur transparan karena kami selama ini tidak pernah mendapatkan penjelasan terkait unit-unit usaha yang dikelola, dana masyarakat dikelola tapi tidak ada kejelasan,” ujarnya pada saat dialog di kantor desa plumbungan, kemarin.
Menurutnya, berdasarkan pengamatan warga desa bahwa pengelolaan BUMDes Jaya Makmur selama ini tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga tidak ada laporan keuangan dan perkembangan unit usaha yang dikelola.
“Kami harapkan ada audit independen supaya kami warga desa ini mengetahui lebih jelas kemana saja penyertaan modal dari dana desa digunakan oleh pengelola BUMDes Jaya Makmur ini, jangan sampai hal ini nantinya menjadi preseden buruk,” sergah Sumawat.
Diketahui bahwa unit usaha isi ulang elpiji yang berakhir macet dinilai menjadi titik lemah pengelolaan BUMDes.
Menanggapi hal tersebut, Ketua BUMDes Jaya Makmur Adi Priana mengakui bahwa usaha tersebut terhenti karena minimnya keuntungan dan ketidakpastian pengiriman dari pangkalan.
Namun, warga mempertanyakan apakah penghentian tersebut sudah disampaikan ke masyarakat. Pun, ke mana sisa modal yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk usaha lain.
Sementara itu, Sekretaris Desa Plumbungan Aksan memaparkan bahwa sejak 2018 hingga 2021 BUMDes menerima suntikan modal Rp 130 juta. Namun, sebagian besar usaha tidak memberikan hasil.
Dana Rp90 juta yang dialokasikan untuk kerja sama peternakan domba dengan pihak ketiga juga tidak menunjukkan hasil. “Uang sudah ada di pihak ketiga, tapi stok bibit belum tersedia,” dalihnya.
Sumber: radarmadiun.jawapos.com