Jumat, Oktober 11, 2024

Karhutla di Kawasan Perum Perhutani dan Area TNBTS Akhirnya Padam Setelah 5 Hari

Date:

Share post:

GERBANGDESA.COM, JATIM – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kawasan Perum Perhutani dan area Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, akhirnya padam setelah lima hari. Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan kebakaran yang terjadi sejak Jumat (1/9) itu berhasil dipadamkan pada Selasa (5/9) malam.

“Telah berhasil dipadamkannya kebakaran hutan yang terjadi pada view point Gunung Bromo,” kata Septi

Septi mengatakan sejumlah akses masuk wisata Bromo yang sempat ditutup kini telah dibuka kembali. “Kunjungan wisata Bromo melalui pintu masuk Wonokitri, Kabupaten Pasuruan serta lokasi wisata ke view point Gunung Penanjakan dan sekitarnya telah dibuka untuk pengunjung sejak hari Selasa, 5 September 2023 pukul 18.00 WIB,” ucapnya.

BACA JUGA:  Olahan Dari Biji Kurma yang Hasilkan Nilai Ekonomi - Gerbangdesa.com

Namun, belum disebutkan berapa luas wilayah yang terdampak karhutla karena masih dalam pendataan. Septi mengatakan ada kemungkinan kejadian kebakaran susulan karena kemarau diprediksi berlangsung sampai Oktober 2023.

“Masih dapat berpotensi menimbulkan terjadinya kebakaran hutan di dalam Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan sekitarnya,” kata dia.

Septi mengimbau masyarakat pengunjung dan pelaku jasa wisata tetap menjaga Kawasan TNBTS dari kebakaran hutan. Ia meminta masyarakat memperhatikan penggunaan api serta melaporkan jika menemukan titik api di dalam TNBTS. Karhutla di savana Kaldera Tengger yang menjadi lokasi destinasi wisata Bromo Tengger Semeru tercatat terjadi sejak Jumat malam.

BACA JUGA:  SEDIH, Nenek 80 Tahun di Pasuruan Disuruh Mengemis di Masjid

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan karhutla terjadi di beberapa gunung. Selain Bromo, karhutla juga terjadi di Gunung Sumbing, Arjuno dan Ciremai. Menurutnya, penyebab karhutla lebih dari 90 persen diakibatkan akibat ulah manusia.

Dia mengaku tahun ini fenomena el nino dan kekeringan lebih panjang. Namun, hal itu menurutnya hanya pemantik karhutla lebih parah. Faktor pertamanya adalah manusia. (*/ary)

sumber : cnnindonesia.com

Artikel Lainnya

Tanam 500.000 Hektar Budidaya Pisang Cavendish, Untung Rp300 Juta

GERBANGDESA.COM MAKASSAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) memprogramkan siap budidaya pisang cavendish. Tanaman ini dianggap sangat...

6 Rekomendasi Tempat Wisata PIK Terpopuler

6 Rekomendasi Tempat Wisata PIK Terpopuler GERBANGDESA.COM, JAKARTA - Letak Pantai Indah Kapuk (PIK) berada dekat laut, nuansa alam...

Empat Kades Diperiksa Bawaslu Dugaan Hadiri Kegiatan Bakal Calon Bupati

GERBANGDESA.COM BANDUNG - Sebanyak empat kepala desa di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diduga telah menghadiri kegiatan Bakal...

Heboh, Murid Bakar Sekolah Karena di Bully Oleh Teman dan Gurunya

JATENG, gerbangdesa.com - Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) akan mengirimkan tim ke Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah untuk memantau...
error: Content is protected !!