Gerbang Desa – Pengalaman pribadi baru saja dialami warga yang ada di Jalan Kejaksaan Agung Suprapto, RT 21 Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng).
Penyebabnya, sambungan induk (sentral) kabel listrik mendadak putus. Dugaannya, kabel di atap rumah sangkut dipelepah pohon sawit dan tertarik. Akibatnya, ada sekitar 20 pelanggan setrum negara itu aliran listrik mati total.
Awalnya, para pelanggan itu terlihat kebingungan untuk memperbaiki kabel putus tersebut. Bingungnya karena tidak ada keahlian dalam urusan menyambung kabel takut ke setrum.
Pilihan utamanya menghubungi melalui sambungan seluler bahkan WhatsApp (WA) ke instalasir yang dikenal. Hitungan 30 menit kemudian 2 orang instalasir itu pun datang. Mereka hanya bermodalkan obeng, tang dan peralatan keperluan lainnya.
“Kabel listrik di atas rumah saya ini putus akibat tertarik pelepah pohon sawit yang ada di dekat kabel. Kami minta tolong kepada instalasir untuk menyambungkan kabel putus itu, setelah selesai kami disuruh bayar Rp 300 ribu,” keluh Naryo, salah seorang warga RT 21 saat dibincangi, kemarin.
Permintaan petugas supaya bayar Rp 300 ribu itu, sebenarnya sudah ditolak pelanggan bahkan sempat adu mulut. Sebab, menurut Naryo, umumnya biaya yang dipatok diperkirakan maksimal Rp 150 ribu.
“Kata dia (petugas) biayanya naik. Kalau sebelumnya memang hanya Rp 150 ribu, sekarang sudah ada kenaikan apalagi harga migor, BBM dan kebutuhan dasar listrik juga ikutan naik,” ujar Ryo menirukan ucapan yang mengaku petugas dari PLN itu.
Sedangkan untuk pemindahan kabel listrik ke tiang PLN supaya tidak terjadi kejadian serupa karena kabel listrik rata-rata ada disekitar pohon sawit, warga terpaksa swadaya.
“Sekitar 20 pelanggan PLN ditempat kami ini, mereka terpaksa swadaya untuk mengupah petugas supaya bisa memindahkan kabel listrik ke jalur aman. Biaya keseluruhan yang dipinta instalasir itu Rp 350 ribu,” katanya.
Ketika ditanya apakah petugas itu merupakan petugas resmi dari PLN?, Naryo mengaku tidak mengetahui hal tersebut.
Hanya saja, Naryo membeberkan bahwa petugas diduga instalasir itu hanya 2 orang hanya mengendarai sepeda motor metik. Beda dengan instalasir atau utusan PLN resmi, mereka rata-rata melakukan pengecekan menggunakan armada operasional resmi.
Berdasarkan informasi dari PT PLN Cabang Sampit, untuk perbaikan jaringan listrik terutama yang ditangani langsung oleh petugas resmi dari PLN, tidak dipungut biaya alias gratis.
Untuk itu, pihak PLN mengimbau agar pelanggan tidak langsung menghubungi instalasir meskipun sudah dikenal terkecuali petugas resmi dari PLN, guna menghindari pungutan pemasangan yang notebenenya digratiskan. (gd-min)