GERBANGDESA.COM SAMPIT – Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengajak generasi pemuda dan pemudi untuk ikut andil dalam pelestarian bahasa daerah khususnya bahasa dayak Sampit.
Bahasa Dayak Sampit dianggap telah tergerus dengan bahasa pendatang, sehingga harus direvitalisasikan kembali salah satunya melalui generasi penerus terutama yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur.
“Untuk kalangan pemuda kami ajak supaya punya ikatan, ketertarikan bahwa bahasa dayak Sampit adalah bahasa milik kalian, dan wajib bisa menuturkannya, melestarikannya, bisa berpartisipasi dalam perlindungan bahasa Sampit itu,” ucap Heri Budhiono selaku narasumber Bimtek Revitalisasi Bahasa Dayak Sampit di Aula Disdik Kotim, Senin 13 Mei 2024..
Menurutnya, tergerusnya bahasa dayak Sampit tidak hanya dengan adanya bahasa pendatang seperti, bahasa banjar, jawa dan sunda. Selain itu, para orang tua juga menjadi salah satu pilot projek untuk tetap mengajarkan kepada anak-anaknya mengenai bahasa tersebut.
“Saya rasa itu salah satu alasannya, mengapa kita harus revitalisasikan kembali bahasa Sampit ini,” imbuh Heri yang juga menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Umum Balai Bahasa Kalteng ini.
Dia menambahkan, bahasa dayak Sampit ini penyebarannya juga sangat terbatas antara 2-3 kelurahan dan desa di wilayah Kotim.
Hal ini tentunya, kata Heri, berdampak pada keberadaan bahasa itu sendiri yang memang merupakan bahasa yang harus tetap dijaga dan dilestarikan.
“Nah saya pikir itu menjadi poin mengapa bahasa dayak Sampit, kita munculkan, kita revitalisasi lagi, terutama untuk kalangan generasi muda supaya mereka punya ikatan bahwa bahasa dayak Sampit merupakan salah satu bahasa pengantar dalam sehari-hari,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kotim M Irfansyah melalui Kepala Bidang Pembinaan SD Mahbub menyambutkan Bimtek Revitalisasi Bahasa Dayak Sampit dengan mengundang dan menghadirkan guru utama yang mahir dan .mengetahui bahasa Sampit.
“Kami dari Disdik Kotim sangat menyambut baik kegiatan ini, harapannya semoga Bahasa Dayak Sampit bisa dimunculkan kembali dan dilestarikan kembali sebagai bahasa pemersatu khususnya di Kotim tercinta ini,” ujarnya. (fin/fin)